Ketika Zoya Patel masih di sekolah menengah, berkencan tidak hanya dilarang, itu juga merupakan pelanggaran moral.
Keluarga Zoya sangat berharap ketika dia dewasa, Zoya akan menikah dan bertunangan dengan seseorang yang dia setujui.
“Tentu saja saya harus bekerja dengan seorang pria Muslim dan idealnya memiliki latar belakang budaya yang sama. Idealnya dari daerah yang sama dengan India atau India-Fiji, yang memiliki latar belakang yang sama dengan keluarga saya,” tambahnya.
Perkawinan biro jodoh merupakan salah satu dari beberapa harapan lainnya, yaitu seks hanya bisa terjadi setelah menikah.
Baca Juga: Pria Uyghur Berjuang Selama 3 Tahun Terpisah dengan Istri dan Anaknya, Akhirnya Bersatu di Australia
Dapatkan informasi, inspirasi, dan wawasan di email Anda.
email pendaftaran
Oleh karena itu, Zoya mengakui bahwa dia tidak pernah menerima pendidikan seks yang layak di rumah.
Juga, majalah remaja yang memuat kolom pendidikan seks dilarang untuk dilihat karena orang tua mereka mengatakan itu tidak sopan dan tidak pantas untuk dibaca.
Akhirnya, Zoya belajar memahami konsep keintiman dari film-film Bollywood.
“Saat itu, aktor di film Bollywood bahkan tidak mau berciuman dan kemudian layar menjadi gelap,” kenangnya.
“Bahkan dalam pikiranku, aku benar-benar tidak tahu kapan aku bersama seorang pria dan hubungan itu menjadi semakin menyenangkan,” lanjut Zoya.
Menurutnya, saat itu dia tidak bisa membayangkan bagaimana berhubungan seks dalam pernikahan karena dia sama sekali tidak tahu.
Baca juga: Pengembangan Vaksin Covid-19 Dihentikan di Australia Setelah Ditemukan Hasil HIV Positif Palsu
Takut mengajarkan pendidikan seks
Pendidikan seks tidak dilarang dalam Islam. Bahkan, Fida Sanjakdar, dosen di Monash University, mengatakan sebaliknya.
“Salah satu kesalahpahaman terbesar adalah (seks) tidak boleh dibicarakan, dan saya pikir itu cukup merusak bagi mereka yang mendengarnya,” katanya.
Sanjakdar merujuk pada sebuah hadits yang mendorong umat Islam untuk menggali ilmu lebih dalam tentang segala aspek kehidupan, termasuk seks dalam pernikahan.
“Ketidakpedulian tentang hal itu tentu tidak dianjurkan,” kata Sanjakdar.
Namun, menurut Sanjakdar, budaya di mana membicarakan seks adalah hal yang tabu seringkali membuat umat Islam enggan membicarakan seks dalam pernikahan.
Ia mengatakan banyak orang tua yang khawatir bahwa pendidikan seks yang menyeluruh dapat membahayakan remaja dan mengarah pada perilaku seksual di luar nikah yang haram atau dilarang dalam Islam.
Baca juga: Mendukung pemerintah Australia untuk memulihkan ekonomi mereka yang terkena dampak Covid-19 melalui pembagian voucher belanja
Seks dan hasrat seksual adalah kebutuhan
Tapi dalam pernikahan Islam, kenikmatan seksual dibantu oleh hadits dan Alquran, kata Sanjakdar.
“Islam mengakui bahwa seks dan hasrat seksual adalah kebutuhan, bukan keinginan,” katanya.
“Banyak hadits tentang cara mendekati wanita, cara mendekati suami, memberi kata-kata penghiburan, tentang pelukan dan banyak tentang ciuman,” tambah Sanjakdar.
Menurutnya, foreplay seksual, oral seks, dan masturbasi bersama diperbolehkan asalkan mendapat izin dari kedua belah pihak.
“Saya rasa banyak Muslim dan non-Muslim yang tidak tahu bahwa sebenarnya banyak hal yang boleh dan diperbolehkan dalam pernikahan,” ujarnya.
“Sering ada budaya malu sehingga akan sangat membantu jika kita bisa kembali ke ajaran karena jawabannya ada di sana,” lanjut Sanjakdar.
LIHAT JUGA :
indonesiahm2021.id
unesa.id
unimedia.ac.id
politeknikimigrasi.ac.id
stikessarimulia.ac.id
ptsemenkupang.co.id